Oleh Muhammad Nasir
Kemana harus kau sembunyikan rusuh hati
Bila lari tak lagi jadi solusi
kuatkah tapakmu menyandang mata kaki
Tersuruk-suruk lari ke tanah berduri
Bagaimana harus beranjak?
Mata seram itu lekat ketat hingga ke otak
Pada malam sudahkah kau laporkan;
Katakan saja; malam gelaplah,
Benamkan aku dalam patimu
Hingga remuk aku berpeluh-peluh
Tapi kelam itu menjadi mustahil
Malam semakin berpori-pori
Peluhmu tercium hingga dini hari
Pelangkahan rabun mata pencuri
Pada saatnya kau emosi
Kau pukul saja matanya sekuat hati
Senin, 16 Juni 2008
20 April 2009
Langganan:
Komentar (Atom)